Senin, 14 Februari 2011

Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Masalah Hernia Inguinalis

Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Masalah
Hernia Inguinalis

A. Konsep Medis
1. Pengertian
Hernia Inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut ke dalam kanalis inguinalis. Kanalis inguinalis adalah saluran berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat turunnya testis (buah zakar) dari perut ke dalam skrotum (kantung zakar) sesaat sebelum bayi dilahirkan.

Macam – macam hernia.
Ditinjau dari letaknya, hernia dibagi menjadi 2 golongan :
a. Hernia eksterna.
Hernia yang tonjolannya tampak dari luar yaitu hernia inguinalis lateralis (indirek), hernia inguinalis medialias (direk), hernia femoralis, hernia umbilikalis, hernia supra umbilikalis, hernia sikatrikalis, dan lain – lain.
b. Hernia interna
Hernia yang tonjolannya tidak tampak dari luar, yaitu hernia obturatorika, hernia diafragmatika, hernia foramen Winslowi dan hernia ligamen treitz. Hernia inguinalis lateralis inakserata merupakan hernia yang sering atau paling banyak didapat terutama pada laki – laki, dengan bentuknya bulat lonjong. Disebut inkaserata karena hernia yang isi kantongnya tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai gangguan passage dan atau vaskularisasi.
2. Etiologi
Hernia dapat terjadi pada semua umur, baik tua atau muda. Pada kanak-kanak atau bayi, lebih sering disebabkan kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya fetus atau buah zakar. Biasanya sering terkena hernia adalah bayi atau anak laki-laki. Pada orang dewasa hernia terjadi karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan kelemahan otot dinding perut karena faktor usia.
Tekanan dalam perut yang meningkat dapat disebabkan batuk yang kronik, susah buang air besar, adanya pembesaran prostate pada pria serta orang yang sering mengangkut barang-barang berat. Hernia akan meningkat seiring dengan penambahan umur. Disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena adanya penyangga yang menyebabkan tekanan di dalam perut meningkat.
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala
Nyeri
Ada benjolan
Mual
Kembung
Tidak flatus/BAB

Patologi anatomi
Hernia terdiri dari 3 unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari peritoneum, isi hernia yang biasanya terdiri dari usus, omentum, kadang berisi organ intraperitoneal lain atau organ ekstraperitoneal seperti ovarium, apendiks divertikel dan buli – buli. Unsur terakhir adalah struktur yang menutupi kantong hernia yang dapat berupa kulit (skrotum) umbilikus atau organ - organ lain misalnya paru dan sebagainya. Pada hernia inguinal lateralis (indirek) lengkung usus keluar melalui kanalis inguinalis dan mengikuti kora spermatikus (pria) atau ligamen sekitar (wanita). Ini diakibatkan gagalnya prosesus vaginalis untuk menutup testis turun ke dalam skrotum atau fiksasi ovarium. Pada pertumbuhan janin (+ 3 minggu) testis yang mula – mula terletak di atas mengalami penurunan (desensus) menuju ke skrotum. Pada waktu testis turun melewati inguinal sampai skrotum prossesus vaginalis peritoneal yang terbuka dan berhubungan dengan rongga peritoneum mengalami obliterasi dan setelah testis sampai pada skrotum, prossesus vaginalis peritoneal seluruhnya tertutup (obliterasi). Bila ada gangguan obliterasi maka seluruh prossesus vaginalis peritoneal terbuka, terjadilah hernia inguinalis lateralis. Hernia inguinalis lateralis lebih sering didapatkan dibagian kanan (+ 60 %). Hal ini disebabkan karena proses desensus dan testis kanan lebih lambat dibandingkan dengan yang kiri.
Kanalis Inguinalis
Pleksus saraf dalam dinding usus besar akan mempertahankan tonus otot secara kontinu pada usus besar dan menstimulasi gerakan usus. Impuls saraf parasimpatis dari saraf vagus menstimulasi bagian proksimal colon.
Kanalis Ingunalis pada pria berisi funikulus spermatikus dan pada wanita berisi ligamentum rotundum.
Batas kanalis ingunalis :
1. Anulus ingunalis internus berada di eraniolateral yang merupakan bagian terbuka dari fasia transveralis dan poneurosis transverses abdominis. Annulus internus terletak di pertengahan antara SIAS dengan tuberkulum pugikan dan 1 jari dari di atas ligamentum ingunalis.
2. Anulus ingunalis eksternus berada di eaudomedil, diatas tuberlakum pugikum yang merupakan bagian terbuka dari aponeurosis m. oblikus eksternus.
3. Atapnya adalah aponeurosis M. oblikus eksternus.
4. Dasarnya terdapat ligametum ingunalis.
Trigonum hasselbach, merupakan daerah yang dibatasi:
a). Inferior oleh ligamentum ingunalis.
b). Di bagian lateral oleh vasa efigastrika inferior.
c). Di bagian medial oleh tepi lateral m rektur abdominis.
d). Dasarnya dibentuk oleh ransverses.
Etiologi
Kongential terjadi akibat prosessus vaginalis perisisten disertai dengan annulus yang terbuka lebar.
Terutama ditemukan adanya faktor kausal yang berperan untuk timbulnya Hernia:
1. Prosesus vaginalis yang cepat terbuka
2. Peninggian tekanan intraabdomen
a. Pekerjaan mengangkat barang-barang berat
b. Batuk kronik: bronchitis kronik, TBC
c. Hipertropi prostat, stikter ureta, konstipasi, asites
3. Kelemahan otot dinding perut
a. Usia tua, sering melahirkan
b. Kerusakan, N Mouguinalis dan iliofemoralis setelah apendektomi (bedah digestif).
Insiden
Hernia ingunalis pada bayi dan anak sekitar 1-2 %, sisi kanan biasanya lebih sering (60 %) dibanding sisi kiri (20 %) dan bilateral sebanyak 10-15 % Hernia ingunalis lateralis hampir selalu disebabkan oleh peninggian tekanan intraabdominal dan kelemahan otot dinding perut. Umumnya terjadi bilateral, khususnya pria tua. Hernia ini jarang menimbulkan inkarserasi.
Patofisiologi
Kanalis ingunalis adalah kanal yang normal pada bulan ke-8 kehamilan terjadi testis melalui kanal tersebut.
Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosessus ini lebih mengalami obiterasi sehingga ini rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal, seringkali kanalis ini tidak menutup.
Bila prosessus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi), akan timbul Hernia ingunalis congenital. Pada orang dewasa kanalis tersebut telah tertutup, namun karena lokus minoris resistensie, maka keadaan yang menyebabkan tekanan intra abdominal meningkat kanal tersebut dapat terbuka kembali Hernia ingunalis lateralis.
Manifestasi Klinik
Umumnya pasien mengatakan turun berok atau kelingsir atau mengatakan adanya benjolan diselengkangan.kemaluan, benjolan tersebut biasa mengecil atau menghilang pada waktu tidur, dan bila menangis mengejam atau mengangkat benda berat atau bila posisi pasien berdiri dapat timbul kembali. Bila terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri.
Pada keadaan normal jari tangan tidak dapat masuk. Pasien diminta mengejam dan merasakan apakah ada massa yang menyentuh jari tangan. Bila massa tersebut menyentuh jari maka itu adalah Hernia ingunalis lateral, sedangkan bila sisi jari maka diagnosanya adalah Hernia ingunalis medialis.
Test Diagnostik
Lab : Peningkatan jumlah sel darah putih dengan pergeseran diferensial.
1. Urinalis untuk mendeteksi adanya infeksi saluran kemih
2. Pemeriksaan ronsen abdomen untuk mendeteksi penyebab lain
3. Ronsen data untuk mengesampingkan pneumoni.
Penatalaksanaan Medik
Operatif merupakan satu pengobatan yang rasional, untuk Hernia prinsip dasar operasi terdiri dari herniotomi dan herniorafi.
1. Konservatif seperti pemberian sedatif. Kompres, posisi tidur Trandelenburg hanya ditujukan pada hernia kanal.
2. Pembedahan
a. Herniotomi : kantong hernia dibuka dan didorong kedalam rongga abdomen kantong proximal dijahit, ikat stangulasi, mungkin dipotong, kantong distal dibiarkan.
b. Herniorafi : setelah heniotomi dilakukan tindakan memperkecil annulus internus diperkuat dinding belakang kanalis ingunal ini penting untuk mencegah terjadinya residif.






B. Konsep Keperawatan
1. Proses Pengkajian keperawatan pada klien Hernia
Pengkajian :
i. Preoperasi
1. Kemerahan, padat, nyeri, globular, bengkak yang tidak berkurang pada lipatan paha.
2. Rewel karena nyeri
3. Anoreksia
4. Muat muntah
5. Distensi abdomen
6. Tak ada peristaltic Usus.
7. Dehidrasi
8. Jika saluran usus mengalami isekemik atau gangren akan mengakibatkan syok, deman, tak ada bising usus, dan asidosis metabolik
ii. Pasca Operasi
1. Nyeri abdominal, tiba-tiba hilang dan nyeri pada perforasi diikuti dengan peningkatan nyeri menyebar
2. Posisi miring dengan lutut fleksi memberikan rasa nyaman yang maksimal.
3. Distensi abdomen secara progrersif.
4. Muntah (mungkin terjadi setelah serangan nyeri).
5. Diare atau konstipasi.
6. Penurunan atau hilangnya bising usus.
7. Demam.
8. Takipnea.
9. Pucat atau kemerahan.
10. Peka rangsang.
11. Gelisah dan dehidrasi
Dampak Pasca Operasi Hernia Terhadap Kebutuhan Dasar Manusia
Hernia

Post operasi

Terputusnya kontuinitas jaringan

Mengeluarkan zat-zat proteolitik
(Bradakinin, histamine dan prostaglandin)

merangsang ujung-ujung syaraf tepi

dihantarkan oleh afferent 1-2 segmen di dorsal
rool menuju hipotalamus


Dikembalikan oleh syaraf efferent

Persepsi nyeri

aktivitas dibatasi

gerakan terbatas


Kurang Perawatan Diri



2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang lazim dijumpai pada klien dengan gangguan sistem pencernaan: Hernia inguinalis lateralis adalah:
- Ansietas berhubungan dengan pengetahuan tentang kejadian preoperasi dan pasca operasi, takut tentang beberapa aspek pembedahan.
- Nyeri berhubungan dengan pembedahan.
- Resiko tinggi terhadap kerusakan terhadap komplikasi berhubungan dengan pembedahan.
- Resiko tinggi terhadap infeksi pada retensi perkemihan akut, insisi dan pembedahan dan inflamasi skrotum terhadap herniorafi.
- Kurang perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan mobilitas fisik skunder terhadap pembedahan.
- penatalaksanaan pemeliharaan di rumah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang perawatan diri saat pasien pulang.
3. Intervensi
a. Ansites berhubungan dengan pengetahuan tentang kejadian preoperasi dan pasca operasi, takut tentang bebeapa aspek pembedahan.
Tujuan : Mengungkapkan pemahaman tentang kejadian preoperasi dan pasca operasi, melaporkan berkurangnya perasaan cemas atau gugup, ekspresi ceria.






INTERVENSI RASIONAL
1. Jelaskan apa yang terjadi selama periode praoperasi dan pasca operasi, persiapan kulit, alasan status puasa, obat-obatan praopeasi, tinggal diruang pemulihan, dan program pasca operasi informasikan pasien bahwa obat nyeri sebelum nyeri menjadi berat.
2. Ajarkan dan usahakan pasien untuk :
a. Nafas dalam
b. Berbalik
c. Turun dari tempat tidur
d. Membabat bagian yang dibedah ketika batuk
Jika ada, gunakanlah program audiovisual untuk membedakan khusus.
3. Biarkan pasien dan orang terdekat mengungkapkan perasaan tentang pengalaman pembedahan. Perbaiki jika ada yang kekeliruan konsep. Rujuk pernyataan khusus tentang pembedahan kepada ahli bedah.



4. Lengkapi daftar aktivitas pada daftar cek praoperasi (Apendiks K). Beritahu dokter jika ada kelainan dari hasil tes laboratorium praoperasi.

5. Tegaskan penjelasan-penjelasan dari dokter. Pengetahuan tentang apa yang diperkirakan membantu mengurangi ansietas dan meningkatkan kerjasama pasien selama pemulihan. mempertahankan konstan memberikan
kontrol. nyeri terbaik



Untuk mendorong keterlibatan pasien dalam perawatan diri.











Dengan mengungkapkan perasaan membantu pemecahan masalah dan memungkinkan pemberi perawatan untuk mengidentifikasi kekeliruan yang dapat menjadi sumber kekuatan orang terdekat adalah sistem .
Pendukung bagi pasien. Agar efektif, system pendukung harus mempunyai mekanisme yang kuat.
Daftar cek memastikan semua aktivitas yang diperlukan telah lengkap. Aktivitas tersebut dirancang untuk memastikan pasien telah siap secara fisiologi, untuk pembedahan, sehingga mengurangi resiko lamanya penyembuhan.
Pengulangan-pengulangan tersebut mendorong untuk belajar.



b. Nyeri berhubungan dengan pembedahan
Tujuan : pasien tidak merasa takut, postur tubuh rileks, tidak mengeluh nyeri atau nyeri berkurang.

2 komentar: